Ringkasan Buku Atomic Habits kali ini membahas sub bab “Why small habits make a big difference” yang menjelaskan kenapa kebiasaan kecil bisa jadi faktor penentu yang membebaskan kita dari dogma “massive success requires massive action”
Dari kisah Dave Brailsford dan Tim Balap Sepeda Inggris pada postingan sebelumnya, kita menyadari bahwa mendapatkan perolehan kecil dari aspek yang sering diabaikan merupakan kunci yang membuka pintu keberhasilan mereka selanjutnya.
Meskipun menggunakan terminologi yang berbeda, ada benang merah yang sama dari kisah Dave Brailsford dengan kisah James Clear.
Jika Dave Brailsford menggunakan istilah “the aggregation of marginal margin” yang diterjemahkan bebas dengan fokus pada mengumpulkan keuntungan kecil.
James Clear dalam kata-katanya sendiri menuliskan “Starting small was the only option I had—the only way I could make progress.”
Diterjemahkan bebas menjadi “memulai dari hal yang kecil adalah satu-satunya pilihan yang saya dimiliki; satu-satunya jalan yang tersedia jika saya ingin mendapatkan kemajuan.”
Baik Dave maupun James, Keduanya meletakkan fokus pada skala yang kecil.
Fokus pada skala kecil = Fokus pada kebiasaan kecil
Mantranya adalah ketika hendak memulai sesuatu, maka mulai dengan terlebih dulu mengerjakan yang cakupannya kecil.
Kenapa begitu? semua karena kita memiliki sumber daya yang terbatas.
Maksudnya adalah jika ternyata kita tidak mendapatkan hasil sebagaimana yang kita inginkan, kita masih bisa memulainya kembali.
Karena kegagalan tersebut hanya menggunakan sebagian kecil sumberdaya.
Maka kita bisa segera bangkit dań bergerak kembali.
Selain itu, ketika kita mulai dengan mengerjakan yang kecil dengan sendirinya akan membuat kita sadar bahwa perubahan yang dihasilkan pun adalah perubahan kecil.
Bebas dari dogma “massive success requires massive action”.
Pahami prinsip tersebut dengan baik.
Maka kita bisa segera terbebas dari dogma “massive success requires massive action”.
Go Big or Go Home, bisa jadi kamu juga sering mendengar itu, entah di film ataupun di pelatihan, workshop, atau presentasi, itu juga dogma yang sama.
Kenapa dogma seperti ini wajib kita hindari ?
Alasannya sederhana, dogma tadi membuat kamu secara tidak sadar memberikan tekanan yang luar biasa besar untuk memulai langkah pertama. Bahwa langkah pertama itu sepantasnya terlihat keren agar menjadi bahan pembicaraan orang lain.
Yang akhirnya berujung pada kita tidak kunjung memulainya karena merasa berat untuk memulainya.
Padahal yang dibutuhkan adalah sesuatu yang bisa dengan mudah kita lakukan tanpa menghamburkan energi mental yang memang terbatas jumlahnya.
Kita lupa bahwa setiap orang adalah individu berbeda, punya situasi dan kondisinya masing-masing.
Punya kelebihan dan kekurangannya sendiri.
Tidak ada satupun orang yang bisa mengendalikan orang lain untuk bertindak mengikuti keinginannya.
Fokus pada apa yang bisa kita kendalikan.
Tentu lebih baik jika kita fokus saja pada mengendalikan apa yang ada dalam rentang kendali kita.
Fokus pada melakukan hal kecil yang akan membawa perubahan kecil. Terus kita ulangi hingga akhirnya membawa kita mendcapatkan hasil yang kita inginkan.
Semoga ringkasan ini membantu kita mendapatkan dorongan untuk terus semangat berkembang ke versi yang lebih baik dari diri kita, ya.
Tulisan sebelumnya | Lihat seluruh ringkasan buku Atomic Habits | Tulisan berikutnya |
Penhimpunan Perolehan Kecil | – |